Kejujuran adalah unsur terpenting pengembangan Lembaga Penelitian Unima

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
KONTAK  

lemlit_unima@yahoo.com
 
   

Link

 
   
 
INFORMASI  
   
 
 
BUKU  
   
 
   
   
   
 
   
 
   
 
   

 
 
   
   
   
 

 

 

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM
MEMPERKUAT KOMPETENSI KERAGAMAN BUDAYA*

Oleh
Sjamsi Pasandaran
spasandaran@yahoo.co.id

Universitas Negeri Manado (Unima)
Abstrak

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, Kemajemukan itu merupakan kekayaan dan sekaligus berpotensi untuk terjadinya disintegrasi. Diperlukan kompetensi untuk mengelola keragaman budaya, sehingga dapat dibangun suatu kehidupan bersama untuk bersama-sama hidup. Dalam konteks tersebut, pendidikan multikultural menjadi imperatif. Masalah utama adalah bagaimana mengembangkan konsep dan praksis pendidikan multikultural, yang mencakup baik refleksi filosofis, dimensi-dimensi maupun bentuk dan model implementasinya. Diharapkan akan ditemukan suatu kerangka pengembangan pendidikan multikultural di Indoneisa. Analisis dilakukan secara sistematik dengan menelusuri pemikiran-pemikiran mengenai multikulturalisme masyarakat Indonesia, substansi pendidikan multikultural, kompetensi keragaman budaya, dan pembelajaran dari pelaksanaan pendidikan multikultural di beberapa negara maju. Konstruksi pendidikan multikultural yang dikemukakan di sini, pertama dibangun dari system nilai Pancasila sebagai politik multikulturalisme Indonesia. Kedua, dimensi-dimensi  utama  yang perlu dikembangkan adalah identitas budaya baik lokal maupun budaya global, recognition terhadap hak budaya dan keragaman budaya, pemerataan dan keadilan, konstruksi pengetahuan, dan pemberdayaan sekolah sebagai pusat kebudayaan dan pembudayaan. Ketiga, kurikulum multikultural dikembangkan dalam perspektif budaya yang beragam, kritikal inklusif, pengembangan responsibilitas sosial, pendekatan proses belajar yang mendidik, dengan multiple culturally sensitive approach dalam proses penilaian. Perlu dikembangkan dan ditumbuhkan komitmen bersama terhadap Pancasila sebagai politik multikulturalisme, dan etos dalam keseluruhan praksis pendidikan multikultural untuk  memperkuat pembentukan kompetensi keragaman budaya dalam konteks transformasi masyarakat Indonesia yang maju dan modern tanpa kehilangan identitas budaya, dan atau teralienasi dari tatanan kehidupan masyarakat global

Kata kunci
:
Pendidikan multikultural, kompetensi keragaman budaya, identitas budaya, filosofi multikulturalisme, dimensi pengembangan,  kurikulum multikultural.

 *   Makalah disajikan pada Konaspi VI  Undiksha, Bali, Nopember 2008
**Dosen Universitas Negeri Manado

 

 
   
   


Pluralitas Nilai Budaya dan Upaya Mengatasi Potensi Konflik
Horisontal di Sulawesi Utara

Oleh
Sjamsi Pasandaran
spasandaran@yahoo.co.id

Universitas Negeri Manado (Unima)

 
Abstrak

Kata-kata kunci: pluralitas nilai budaya, potensi konflik, transformasi nilai.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat pluralistik. Konflik horisontal yang terjadi di beberapa daerah mengindikasikan lemahnya pemahaman akan makna pluralitas nilai budaya, dan kemampuan dalam membangun masyarakat yang pluralistik. Upaya mengatasi potensi konflik horisontal di Sulawesi Utara menunjukkan bahwa pemahaman terhadap makna nilai yang menjadi preferensi nilai individu ataupun masyarakat dapat mendorong dan memperkuat  perilaku individu ataupun masyarakat untuk  saling  menghormati dan menghargai, bahkan hidup bersama dalam suatu komunitas yang majemuk. Upaya tersebut harus pula menjamin nilai-nilai seperti: keadilan, kebenaran, dan kejujuran.

 

 
   
   
   

Pengembangan Model Kerjasama Orang Tua dan Guru PAUD untuk untuk Meningkatkan Kecerdasan Majemuk Anak Usia Dini Di Kota Manado
di  Provinsi Sulawesi Utara.

 q       Kata Kunci:   Pengembangan, Model Kerjasama, Orang Tua, Guru PAUD, Kecerdasan

                    Majemuk, Anak Usia Dini

q       Julduz R. Paus, dkk

RINGKASAN

Tujuan yang hendak dicapai penelitian tahun pertama ini yaitu mengidentifikasi: (1) karakteristik latar belakang pendidikan atau bidang keahlian guru TK/RA dan tutor kelompok Bermain (KB) serta orang tua siswa, (2) pengetahuan guru TK/RA dan tutor KB serta orang tua siswa tentang kecerdasan bahasa dan music, (3) usaha guru TK/RA dan tutor KB serta orang tua siswa untuk meningkatkan kecerdasan bahasa dan music anak usia dini, (4) Kendala yang dialami guru guru TK/RA dan tutor KB serta orang tua siswa untuk meningkatkan kecerdasan bahasa dan music anak usia dini dan (5) kebutuhan terhadap Pedoman Kerjasama guru TK/RA dan tutor KB serta orang tua siswa untuk meningkatkan kecerdasan bahasa dan musik anak usia dini

Dengan menggunakan metode survey deskriptif dan Metode Recearch and Development (R &D) yang melibatkan 42 guru TK/RA, 12 Tutor Kelompok Bermain dan 124 orang tua siswa maka diajukan kesimpulan-kesimpulan penelitian sebagai berikut: 

 

1.      Umumnya Guru TK/RA berpendidikan Tamat SMA sederajat, sedangkan orang tua siswa berpendidikan yasng sama dan sebagian kecil berpendidikan sarjana (S1) dan magister. Tutor Kelompok Bermain dengan persentase tergolong cukup berpendidikan Sarjana (S1) dan seorang magister. Bidang keahlian guru TK/RA umumya Sekolah Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (SPG-TK), sebagian kecil PGTK (AMA.Pd), belum ada Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tutor KB umumnya SMA sederajat sebagian kecil sarjana: Teologia, Ekonomi Pertanian dan Pendidikan. Bidang keahlian yang sama juga dimiliki paraa orang tua siswa. Secara umum guru TK/RA telah mengabdi diatas lima tahun, berusia di atas 25 tahun, jenis kelamin perempuan dan sebagian kecil sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Tutor KB,  dengan persentase terbanyak mengabdi di bawah lima tahun, berjenis kelamin perempuan, berusia di bawah 25 tahun dan semua bukan PNS.

2.      Umumnya orang tua, guru TK/RA dan tutor KB, kurang memiliki pengetahuan teoritis dan teknis-fungsonal untuk mengembangkan kecerdasan bahasa dan musik anak-anak usia dini asuhan mereka.

3.      Dengan persentase tergolong kecil, para orang tua, guru TK/RA atau tutor KB, berusaha untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam hal mengembangkan kecerdasan bahasan dan musik anak asuhannya dalam bentuk: membaca buku, menghadiri seminar, pelatihan atau berdiskusi dengan teman sejawat.

4.      Secara umum responden menyatakan bahwa, kendala yang dihadapi dalam mengembangkan keerdasan bahasa dan music anak-anak asuhan mereka yaitu: kurangnya pengetahuan teoritis dan teknis-fungsional, belum tersedia buku-buku di kantor dan rumah, kurangnya perhatian pimpinan dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan.

5.      Seluruh responden menyatakan sangat setuju bahwa mereka membutuhkan pedoman tentang kerjasama orang tua dan guru PAUD untuk mengembangkan kecerdasan bahasa dan musik anak usia dini

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, diajukan saran sebagai berikut. Peningkatan kompetensi dan kualifikasi orang tua siswa dan guru TK/RA serta tutor Kelompok Bermain (KB), adalah suatu kebutuhan yang mendesak untuk segera dipenuhi. Hal tersebut dapat diupayakan dalam bentuk pelatihan, seminar atau lokakarya bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki program studi PAUD.

 

 
   
   

Pengembangan Paket Pembelajaran untuk Meningkatkan Kecerdasan Majemuk
Pada
Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
di  Provinsi Sulawesi Utara.

q       Kata Kunci:  Pengembangan, Paket Pembelajaran, Kecerdasan Majemuk Program
                       PAUD, Prov.
SULUT.
q      
Ronny G. Dumanauw, dkk

RINGKASAN

Pandangan yuridis menegaskan tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diamanatkan dalam Amandemen UUD 1945, pasal 28b yaitu: “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskrimunasi” (Direktorat PAUD Depdiknas, 2004 : 1). Dalam pandangan empirik, ditemukan masih terdapat sekitar 19,01 juta (72,36%) anak usia dini yang belum terlayani PADU (Direktorat PADU Depdiknas, 2004: 16). Dalam pandangan keilmuan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembagunan sumber daya manusia” (Gutama, 2004: iii). Para ahli pendidikan menyataka bahwa, pendidikan yang diberikan pada usia di bawah 8 tahun, bahkan sejak anak masih dalam kandungan adalah penting sekali  karena menentukan kualitas anak di masa depan.

Tujuan penelitian tahun pertama ini yaitu mengidentifikasi: (1) latar belakang pendidikan, (2) tingkat pendidikan, (3) pengalaman atau masa kerja, (4)  status, (5) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru TK/RA dan KB, (6) Metode dan media/APE pembelajaran, (7)  prosedur evaluasi pembelajaran dan (8 Menemukan rancangan awal Paket Pembelajaran tentang kecerdasan: (a) Logika-Matematika (b) Interpersonal, (c) Intrapersonal dan (d) Kurikulum dan Evaluasi pembelajaran.

Penelitian tahun pertama ini menggunakan penelitian (1) Survey Deskriptif untuk menjaring data dari subyek penelitian berupa data kebutuhan (need assesman) dan pengembangan paket Pembelajaran, (2) Metode Recearch and Development (R &D) dibutuhkan untuk pengembangan isi berbagai paket pembelajaran pada TK/RA dan KB. Pengumpulan data dilakukan di Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara. Dengan melibatkan 80 guru TK/RA, 15 Tutor Kelompok Bermain, 2 Kepala SKB, dan 5 orang penilik Dikmas dan Penilik TK/SD di Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.

Kesimpulan penelitian tahun pertama ini sebagai berikut:

1.      Secara umum Tingkat pendidikan terakhir kepala dan Guru TK/RA berpendidikan Tamat SMA sederajat sedangkan tingkat pendidikan terakhir Tutor Kelompok Bermain dengan persentase tergolong cukup berpendidikan Sarjana (S1) dan seorang magister.

2.      Latar belakang pendidikan guru TK/RA umumya Sekolah Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (SPG-TK), sebagian kecil PGTK dan belum ada Sarjana PAUD. Latar belakang pendidikan tutor KB umumnya SMA sederajat sebagian sarjana: Teologia, Ekonomi Pertanian dan Pendidikan.

3.      Umumnya guru TK/RA mengabdi diatas lima tahun, berusia di atas 25 tahun, jenis kelamin perempuan sebagian kecil sebagai PNS. Tutor KB,  dengan persentase terbanyak mengabdi di bawah lima tahun, berjenis kelamin perempuan, berusia di bawah 25 tahun dan semua bukan PNS.

4.      Secara umum, guru TK/RA atau tutor KB, pernah  mendengar, membaca buku atau menghadiri lokakarya atau seminar tentang kecerdasan majemuk, mengetahui bahwa kecerdasan logika-matematika, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal termasuk dalam kecerdasan majemuk dan telah mengetahhui ciri-ciri seseorang anak yang menonjol pada kecerdasan logika-matematika, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal.

5.      Umumnya responden pada TK/RA memiliki kurikulum, Satuan Kerja Harian (SKH) tetapi belum memiliki Satuan Kerja Mingguan dan Satuan Kerja Triwulan (SKT). Sebagian kecil KB memiliki SKH dam SKM dan kurikulum. Secara umum para responden mengetahuhi dalam SKH, SKM atau SKT terdapat materi tentang pengembangan kecerdasan logika-matematika, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal dan seluruh responden membutuhkan kurikulum sebagai pedoman untuk pengembangan ketiga aspek kecerdasan tersebut.

6.      Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan tentang metode yang digunakan untuk mengembangkan kecerdasan logika-matematika, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal  di TK/RA/KB dan seluruh responden sangat membutuhkan buku paket tentang metode pengembangan ketiga kecerdasan tersebut.

7.      Para guru TK/RA dan tutor KB umumnya belum memiliki pengetahuan tentang media atau Alat Permainana Edukasi (APE) untuk meningkatkan kecerdasan logika-matematika, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal di TK/RA/KB. Seluruh responden menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan memilih APE untuk mengembangkan berbagai kecerdasan dan sangat membutuhkan pedoman khusus tentang media / APE untuk pengembangan ketiga jenis kecerdasan tersebut.

8.      Secara umum responden menyatakan tidak tahu bahwa Evaluasi kemajuan /perkembangan anak khusus untuk ketiga kecerdasan anak dilakukan dalam bentuk lembaran cek lis dan seluruh responden menyatakan sangat membutuhkan paket pembelajaran tentang cara melaksanakan evaluasi pada TK/RA dan KB.

9.      Rancangan awal Paket Pembelajaran untuk kecerdasan logika-matematika, Interpersonal dan Intrapersonal terdiri dari 4 (empat) bab yaitu Bab 1 Pendahuluan memuat tentang: (a) Latar Belakang, (b) Tujuan dan (c)  Lingkup Kajian, Bab II mengkaji tentang teori-teori kecerdasan: logika-matematika, Interpersonal dan Intrapersonal, Bab III membahas tentang Ragam Metode pengembangan kecerdasan logika-matematika, Interpersonal dan Intrapersonal dan Bab IV  Simpulan dan saran. 

    Berdasarkan simpulan penelitian di atas disarankan agar, para guru TK/RA dan tutor KB ditingkatkan kompetensi dan kualifikasinya melalui berbagai pelatihan khususnya pelatihan yang bekerjasama dengan program studi PAUD atau program studi lain pada perguruan tinggi tertentu yang relevan.

 

 
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   


 

 
 

Google
Yahoo
Mail
Hotmail

Copyright © 2007-2009, lemlit Unima
Update.
Hiskia K Manggopa